.post-thumbnail{float:left;margin-right:20px}

20 Nov 2013

Cara Pemasangan Dinding Bata


Pemasangan bata sebagai dinding rumah merupakan pekerjaan yang perlu mendapatkan perhatian terutama pada pekerjaan pasangan bata yang ditujukan untuk pembuatan dinding. Dalam pemasangannya , disamping kerapian pekerjaan   harus diperhatikan dari segi  kekuatan , kelurusan pasangan, ketegakan dan pengaruh kesikuan terhadap ruangan dan yang perlu diperhatikan juga adalah keamanan sewaktu pemasangan dan juga keefesienan pemakaian material.  Untuk mendapatkan hasil maksimal terhadap hal tersebut beberapa faktor yang harus diperhatikan saat pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah sebagai berikut :
 A. Kwalitas Material
  1. Pastikan bata yang dipakai adalah bermutu baik, secara visual anda dapat lihat bata yang bagus adalah berwarna coklat tua dan bata tidak cepat rapuh. Pastikan permukaan tidak terlalu rapat karena akan menyulitkan penyerapan permukaan bata terhadap mortar sehingga ikatan akan kurang baik.
  2. Batu bata kadang ditemukan dalam berbagai ukuran dan lebar yang tidak sama, baik panjang, lebar dan ketebalan. Ukura batu bata yang anda miliki harus diperhatikan, jika anda mendapatkan bata dari supplier yang berbeda dengan ukuran bata yang berbeda, lakukan pemisahan pemasangan supaya pasangan bata kelihatan rapi .
  3. Sebelum dipasang lakukan pengecekan kekedapan air pada bata.  Jika bata terlalu kering lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai jenuh permukaan kering pada bata, hal ini dilakukan supaya tingkat penyerapan bata terhadap air  campuran adukan/ mortar tidak terlalu cepat,  karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan kekuatan ikatan tidak baik. Jika bata dalam keadaan basah jangan terlalu dipaksakan untuk dipasang, tunggu permukaan bata agak kering. Permukaan yang terlalu basah mengakibatkan bata akan jenuh menyerap adukan mortar sehingga akan memungkinkan adukan akan meleleh dan air semen akan terbuang dari pasangan. Dan jika bata terlalu kering maka akan menimbulkan penyerapan yang terlalu cepat, yang akan menimbulakn pengikatan tidak terlalu bagus.
  4. Lakukan penumpukan material  batu bata dekat  area dinding yang dipasangkan. Penumpukan material tidak boleh terlalu jauh dan tidak terlalu dekat sehingga menyulitkan pemasangan. Batu bata ditumpuk harus beraturan, supaya memudahkan pengambilan oleh tukang pasang.  Untuk pemotongan, harus disediakan satu orang khusus yang melakukan pemotongan
  5. Pastikan adukan mortar menggunakan pasir yang baik dengan gradasi yang bagus.  Pasir juga dianjurkan tidak banyak mengadung butiran batu dan juga tidak banyak mengandung lumpur. Pastikanpengadukan dilakukan dengan perbandingan campuran dengan seimbang sesuai dengan yang diisyartakan. Biasanya campuran 1:3, 1:4 dan 1:5.  
  6. Pembuatan adukan harus diperhatikan secar benar, jangan membuat aduakn dalam volume yang terlalu banyak, maksudnya harus diseimbangkan antara volume adukan dengan volume  pemasangan . Jika volume adukan terlalu banyak, dikhawatirkan adukan/ mortar sempat mengering.
B. Kelengkapan Peralatan
  1. Pastikan anda mempunya semua perlatan yang dibutuhkan . Perlengakapan dari mulai pengadukan, alat pasang, alat potong dan juga alat penghantar material harus tersedia dengan jumlah yang cukup dan kondisi yang baik.
  2. Pastikan selalu tersedia benang tukang, paku dan waterpass, yang diperlukan untuk pembuatan garis pandu dan pengecekan  kelurusan dan ketegakan pasangan bata.
  3. Untuk posisi pemasangan dinding bata pada posisi yang sudah tinggi, harus disediakan scafolding ataupun perancah kayu dipasang dalam kondisi kuat dan posisi yang tidak terlalu jauh dengan dinding yang dipasang. Hindari pemasangan perancah yang bersingggungan langsung dengan dinding yang baru dipasang karena dikhawatirkan bisa membuat pasangan akan roboh / jatuh.
C.  Pelaksanaan Pemasangan
  1. Chek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan chek kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi baik.
  2. Kondisi pondasi/ sloof  harus bersih dan mempunyai alur pengikatan antara sloof ke pasangan bata.  Jika terdapat kotoran atau lumpur pada sloof harus dibersihkan  supaya pengikatan dinding dengan sloof terikat dengan baik. Demikian juga halnya pada kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan panjang antara 15 – 20 cm).
  3. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan dipasangkan. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke ujung  dinding. Untuk ketegakan dibuat  garis tegak lurus secara vertical terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan dipasangkan . 
  4. Jika benang horizontal  pada pemasangan awal sudah terpasang. kemudain mulai memasang bata pada kedua ujung bagian dinding yang akan dipasangkan , kemudian dilanjutkan  mulai satu demi satu hingga tercapai sambungan dari ujung keujung. Lakukan pengecekan  leveling  diatas  batu bata yang sudah terpasang  dan pastikan  semua pasangan bata semuanya dalam keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan untuk memasang ketingakt berikutnya. Harus dipasikan ketebal mortar harus tetap sama dan demikian juga pengisian mortar  antar bata harus sama.
  5. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata, maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata, pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih dalam keadaan basah. Jika adukan/ mortar sudah kering  maka mortar harus diambil dan diganti dengan adukan/mortar baru.
  6. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian, kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai melelh hingga keluar dari sisi pinggir pasangan, jika itu terjadi adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan sendok semen supaya permukaan tetap rata , jangan biarkan sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
  7. Setelah mendapatkan  beberapa tingkatan  pasangan bata yang sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung bagian didnding ayng dipasangkan, anda kemudian harus menarik garis horizontal dari ujung keujung pada garis vertical yang dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.  Pemasangan benang horizontal dapat dilakuakn setiap 50 cm .  Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai denga benang yang dipasangkan sehingga  didapatkan ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi sampai posisi atas.
D. Pemeliharaan
  1. Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan,  pasangan harus dipelihara dari benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
  2. Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan sampai mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
  3. Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya pasangan tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat

Site Mix

CARA BUAT DUCT BETON

Adukan beton 1 : 2 : 3
Perbandingan Semen, Pasir dan Batu Split/Kerikil 1 : 2 : 3.
Trus masing-masing jadi berapa volumenya ?
Pertama-tama kita harus mengetahui berapa bagian masing-masing item. Semen : 1/6 ; Pasir : 2/6 dan Batu Split : 3/6. Berarti Semen mempunyai bagian 1/6 dari 1 m3 beton = 0,167 m3, Pasir mempunyai bagian 2/6 dari 1 m3 beton = 0,333 m3, Batu Split/Kerikil mempunyai bagian 3/6 dari 1 m3 beton= 0,5 m3.

cara yang mudah untuk membuat adukan beton sesuai dengan takaran tadi.
Tentunya kita harus membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah semen. Takaran biasanya dibuat dari kayu yang biasa disebut Dolak. Nah dolak ini dibuat sesuai dengan ukuran 1 (satu) sak semen (persegi). Jadi Takarannya menjadi : Semen = 1 dolak, Pasir = 2 dolak dan Batu Split/Kerikil = 3 dolak.

Nah duct beton saya rencananya mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Kalo menghitung kebutuhan materialnya bagaimana ya ?
Kita harus mengetahui volume duct beton anda. Misal kita akan membuatnya dengan ketebalan 10 cm, maka volume beton yang dibutuhkan adalah 3 x 5 x 0,1 m3 = 1,5 m3. Nah dari perbandingan beton tadi volume kebutuhan masing-masing material adalah Semen = 1/6 x 1,5 m3 = 0,25 m3 atau jika kita konversi dalam satuan sak semen = Volume Semen : Volume 1 sak semen (mis ukuran 1 sak semen 50 kg = 0,1 x 0,4 x 0,6 = 0,024 m3) = 0,25 : 0,024 = 10,416 sak semen @ 50 kg. Pasir = 2/6 x 1,5 m3 = 0,5 m3 dan Batu Split/ Kerikil = 3/6 x 1,5 m3 = 0,75 m3.

Untuk kekuatannya bagaimana ? Apakah adukan beton 1 : 2 : 3 memenuhi syarat untuk kebutuhan pelaksanaan konstruksi duct beton saya ?

Untuk adukan beton 1 : 2 : 3 kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175 atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 175 kg / cm2, dimana cukup untuk memenuhi syarat kondisi kekuatan duct beton anda. Jika anda ingin menentukan kekuatan beton sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) misal dengan adukan beton (site mix) dengan K-200 atau K-225 maka anda dapat mengacu pada Buku SNI tentang Komposisi Adukan Beton yang diterbitkan oleh Dinas PU.


CARA MENGHEMAT SEMEN TANPA MENURUNKAN KUALITAS BETON

Abstraksi
Pada umumnya orang menggunakan semen dengan campuran pasir. Perbandingan pemakain semen terhadap pasir menunjukkna kualitas dari adukan (mortar), semakain banyak persentase pasir maka kualitas dari pada adukan akan semakin menurun. 1 bagian semen dicampur maksimal 5 bagian pasir. Menghemat pemakain semen untuk adukan (menyambung bata cukup dengan semen tipis yang sudah dicampur air) dan acian (acian cukup dengan semen cair dikuaskan diatas permukaan bata semen). Menghemat biaya tenaga kerja Selain itu, bentukan semacam ini jelas menghemat biaya bahan dan waktu pengerjaan.

Pendapat menurut indocementawards. Beton merupakan salah satu bahan material yang hampir selalu digunakan pada bangunan modern dewasa ini. Berkat ditemukannya beton, struktur bangunan menjadi lebih kokoh, mudah dirawat, dan berdaya tahan tinggi. Kelebihan lainnya adalah beton mudah dicetak ke dalam aneka bentuk dan ukuran yang dikehendaki guna menunjang mencapai desain secara arsitektural. Bila berbicara mengenai beton, pastilah kita akan membahas semen sebagai salah satu bahan pembentuknya. Karena beton terdiri atas campuran semen, agregat halus/pasir, agregat kasar, dan air. Untuk mendapatkan beton berkualitas, perbandingan campuran bahan harus sesuai standar yang telah ditetapkan. Penggunaan air juga tidak boleh berlebihan dan keseimbangan perbandingan agregat kasar dan halus harus tepat sehingga campuran beton tidak telalu kasar atau halus. Perhatikan juga proses pengadukannya harus homogen. Kualitas beton itu sendiri banyak macamnya tergantung pada kekuatannya menahan beban tekan tiap cm2-nya. Misalnya beton K 175 mampu menahan beban 175 kg/cm2 setelah beton tersebut berumur 28 hari. Begitu pula dengan beton K 200 dan K 250 yang mampu menahan beban 200 kg/cm2 dan 250 kg/cm2 setelah berumur 28 hari. Beton K 175 dan K 200 bisa digunakan untuk mengecor kolom, fondasi, lantai pabrik, atau konstruksi yang tidak membutuhkan beton bermutu tinggi. Sedangkan K 225 dan K 250 untuk pengecoran, tangga, dan balok dengan bentang yang tidak terlalu panjang. Untuk memperoleh mutu beton yang beragam sangat dipengaruhi perbandingan bahannya. Bagi beton kualitas rendah atau sedang, misalnya K 200 hingga K 250 dapat menggunakan metode perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 agregat kasar hingga perbandingan 1 semen : 1,5 pasir : 2,5 agregat kasar. Sedangkan untuk beton kualitas tinggi seperti K 400 menggunakan metode perbandingan berat dan memerlukan perencanaan khusus.
Petunjuk Penggunaan Pada Campuran Pada Beton

Mutu Beton
Bahan per m3 Beton

K             f’c            PPC kg           Pasir kg            Kerikil * kg            Air liter

175         145             297                   574                    1339                     190
225         185             325                  565                     1320                     190
300         250             371                  570                     1269                     190
350        290              402                  560                     1248                     190
450        375              457                  578                     1175                     190

Untuk kekuatan tekan K 225 dengan perbandingan 1 bagian semen : 4 bagian pasir. Sedangkan untuk pemasangan pada dinding akan menghasilkan perbandingna 1 bagian semen : 6 bagian pasir : 3 bagian Pozzolan Super dan hasilnya pun setara dengan K 225.

Estimasi cara menghemat semen.
Ayo Kita Hitung Biaya Untuk Setiap Produksinya
Semen 1/4 x 10 kg = 2,5 = 2500
Pasir ¾ x 10 kg = 7,5 = 750
Total biaya = Rp. 3250 untuk setiap pembuatan per 10 kg adukan
Bagaimana ya solusi untuk menghemat semem?
Mari kita pelajari bersama.

SOLUSI DALAM MENGHEMAT SEMEN I DENGAN PERBANDINGAN :

1 bagian semen : 6 bagian pasir + 3 bagian Pozzolan Super = 10 kg 1000: 600+ 1200 =
Rp. 2.800,-
Selisih antara keduanya Rp. 3250 – Rp. 2800 = Rp. 450 untuk per 10 kg adukan, jadi kalau satu bangunan menghabiskan 100 zak semen =5000kg
kita bisa menghemat semen sampai : 5000 : 10 x 450 = Rp. 225.000
Apakah ada solusi yang lain?
Tentu ada dong.


SOLUSI DALAM MENGHEMAT SEMEN II DENGAN PERBANDINGAN :

Kalau dengan menggunkan pasir laut/tanah berpasir kita bisa menghemat semen sampai dengan Rp. 525.000,- dengan rincian :
1 bagian semen : pasir laut/tanah berpasir : 3 bagian Pozzolan = 10 kg
1000 : – : 1200 = Rp. 2.200,-
Dan selisih Rp. 3.250 – Rp. 2.200 = Rp. 1.050 jadi untuk setiap 100 zak semen bisa menghemat sampai Rp. 500 x Rp. 1.050 = Rp. 525.000,-

Fungsi dari additive “SPECTACULER BETON”

  1. Menghemat penggunaan semen 40-60%
  2. Mempercepat pengeringan beton
  3. Menanbah kekuatan ikatan antara matrial sehingga pasir,semen,abu,kapur dan material pengisi lainnya menyatu dengan baik
  4. Menghemat pemakain semen untuk adukan (menyambung bata cukup dengan semen tipis yang sudah dicampur air) dan acian (acian cukup dengan semen cair dikuaskan diatas permukaan bata semen)
  5. Menghemat biaya tenaga kerja
  6. Dapat memanfaatkan limbah sebagai bahan pengisi
  7. Dapat menggunakan cetakan yang sederhana misalkan dari kayu karena adonan yang digunakan setengah kering.

Pengertian dari kuat tekan beton :

Kuat tekan beton adalah kemampuan beton keras untuk menahan gaya tekan dalam setiap satu satuan luas permukaan beton. Secara teoritis kekuatan tekan beton dipengaruhi oleh kekuatan komponen-komponenny

Menghitung komposisi adukan pengecoran


Adukan perbandingan beton 1 : 2 : 3
Perbandingan Semen, Pasir dan Batu Split/Kerikil 1 : 2 : 3.
Trus masing-masing jadi berapa volumenya ?
Pertama-tama kita harus mengetahui berapa bagian masing-masing item.
Semen             : 1/6
Pasir                : 2/6
Batu Split        : 3/6
Jadi Semen mempunyai bagian 1/6 dari 1 m3 beton = 0,167 m3, Pasir mempunyai bagian 2/6 dari 1 m3 beton = 0,333 m3, Batu Split/Kerikil mempunyai bagian 3/6 dari 1 m3 beton= 0,5 m3.

Sekarang untuk pelaksanaannya bagaimana cara yang mudah untuk membuat adukan beton sesuai dengan takaran tadi.Pemisalan dalam membuat takaran. Takaran ini mengacu pada jumlah semen. Takaran biasanya dibuat dari kayu yang biasa disebut Dolak. Dolak ini dibuat sesuai dengan ukuran 1 (satu) sak semen (persegi). Jadi Takarannya menjadi : Semen = 1 dolak, Pasir = 2 dolak dan Batu Split/Kerikil = 3 dolak.

Perencanaan duct beton mempunyai ukuran 3 x 5 m2 . Maka harus mengetahui volume duct beton yang akan di buat. Misalkan perencanaan dengan ketebalan 10 cm, maka volume beton yang dibutuhkan adalah 3 x 5 x 0,1 m3 = 1,5 m3.

Dari perbandingan beton tadi volume kebutuhan masing-masing material adalah :
Semen = 1/6 x 1,5 m3 = 0,25 m3 atau jika dikonversi dalam satuan sak semen = Volume Semen : Volume 1 sak semen (mis ukuran 1 sak semen 50 kg = 0,1 x 0,4 x 0,6 = 0,024 m3) = 0,25 : 0,024 = 10,416 sak semen @ 50 kg.
Pasir = 2/6 x 1,5 m3 = 0,5 m3.
Batu Split/ Kerikil = 3/6 x 1,5 m3 = 0,75 m3.

Untuk kekuatannya bagaimana ? Apakah adukan beton 1 : 2 : 3 memenuhi syarat untuk kebutuhan pelaksanaan konstruksi duct beton ?
Untuk adukan beton 1 : 2 : 3 kurang lebih setara dengan Beton Mutu K-175 atau dengan kata lain mempunyai kuat tekan 175 kg / cm2, dimana cukup untuk memenuhi syarat kondisi kekuatan duct beton. Jika ingin menentukan kekuatan beton sesuai dengan SNI (Standard Nasional Indonesia) misal dengan adukan beton (site mix) dengan K-200 atau K-225 maka dapat mengacu pada Buku SNI tentang Komposisi Adukan Beton yang diterbitkan oleh Dinas PU.